My Favorite

  • Cerpen
  • Iseng-iseng
  • Makalah

Jumat, 20 Mei 2011

LEMBAR JAWABAN UTS/UAS

Nim                 : B06208019
Smt/Kelas        : 6 / H1 Public Relations
Mata Ujian      : Komunikasi Lintas Budaya (KLB)
Dosen              : Lilik Hamidah. S.Ag. M.Si
Tanggal           : 09 -  Mei - 2011
Tanda tangan :
Jawaban :
1.      KLB adalah Proses komunikasi yang bertujuan untuk mencapai persamaan makna antara komunikator dan komunikan yang berbeda budaya, kebiasaan dan gender.
Munurut Hafied Cangara Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Sedangkan Kebudayaan menurut E.B Taylor adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Jika kedua pengertian tentang komunikasi dan kebudayaan (budaya) di gabungkan maka akan mendapatkan pengertian sebagai berikut :
Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan yang baru).”
Perbedaannya dengan Komunikasi Antar Budaya dan Komunikasi Internasional adalah :
a.       KLB adalah proses komunikasi antar pribadi antara orang-orang yang berbeda kebudayaaan yang menekankan pada komunikasi antar pribadi mereka. Selain itu KLB lebih menekankan pada pola / pribadi yang berbeda budaya.
b.      KAB lebih menekankan pada interaksi atau proses komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan yang berbeda budaya, ekspresi non verbal.
Indikatornya adalah : sikap, organisasi sosial, peran dan preskripsi atas peran, pola berpikir, konsep tentang ruang, bahasa dan konsep tentang waktu,
c.       K.Internasional adalah komunikasi yang bersifat interaktif yang menggunakan media massa dari satu negara ke negara lainnya. Menurut Wilburt arus penyebarannya adalah : 1). Pola arus informasi internasional, 2). Cara dan jenis peliputan berita internasional, 3). Struktur organisasi berita internasional, 4). Faktor-faktor struktural yang mempengaruhi berita.

2.      Untuk mencari kejelasan dan mengintegrasikan berbagai konseptualisasi tentang kebudayaan dalam konteks Komunikasi Antar-Budaya, ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan :
a.       Tingkat masyarakat kelompok budaya dari partisipan Dimensi pertama ini menunjukan bahwa istilah kebudayaan telah digunakan untuk merujuk pada macam-macam tingkat lingkupan dan kompleksitas dari organisasi sosial. Umumnya istilah kebudayaan mencakup beberapa pengertian sebagai berikut :
ð  Kawasan di dunia, misalnya; budaya Timur, budaya Barat.
ð  Subkawasan-kawasan di dunia, budaya Amerika Utara, Asia Tenggara.
ð  Nasional/negara, misalnya budaya Indonesia, budaya Perancis, budaya Jepang.
ð  Kelompok-kelompok etnik-ras dalam negeri seperti, Cina, Jawa, Negro
Macam-macam subkelompok sosiologis berdasarkan kategori jenis kelamin, kelas sosial (budaya hippiis, budaya kaum gelandangan, budaya penjara).
b.      Konteks sosial tempat terjadinya Komunikasi Antar-Budaya Dimensi kedua ini menyangkut Konteks Sosial, meliputi bisnis, organisasi, pendidikan, akulturasi imigran politik, konsultasi terapi, dan sebagainya. Komunikasi dalam semua konteks sosial tersebut pada dasarnya memilih persamaan dalam hal unsur-unsur dasar an proses komunikasi (misalnya menyangkut penyampaian, penerimaan dan pemrosesan). Tetapi adanya pengaruh kebudayaan yang tercakup dalam latarbelakang pengalaman individu membentuk pola-pola persepsi pemikiran, penggunaan pesan-pesan verbal dan non-verbal serta hubungan-hubungan antaranya. Maka variasi kontekstual misalnya; komunikasi antara orang Indonesia dengan Jepang dalam suatu transaksi dagang akan berbeda dengan interaksi dalam peran sebagai dua orang mahasiswa. Dengan demikian, konteks sosial memberikan tempat khusus pada para partisipan, hubungan-hubungan antarperan, ekspektasi-ekspektasi, norma-norma dan aturan tingkah laku yang khusus.
c.       Saluran yang dilalui oleh pesan-pesan Komunikasi Antar-Budaya (baik yang verbal maupun non-verbal). Dimensi ketiga ini berkaitan dengan saluran komunikasi. Dimensi ini menunjukan tentang saluran apa yang dipergunakan dalam Komunikasi Antar-Budaya. Secara garis besar saluran dapat dibagi atas :
ð  Antarpribadi
ð  Media massa
ð  Bersama-sama dengan dua dimensi sebelumnya, saluran komunikasi juga mempengaruhi proses dan hasil keseluruhan dari Komunikasi Antar-Budaya.
Misalnya orang Indonesia menonton melalui TV keadaan kehidupan di Afrika, akan memiliki pengalaman yang berbeda dengan keadaan, apabila ia sendiri berada di sana dan melihat dengan keala sendiri. Umumnya pengalaman antarpribadi dianggap dapat memberikan dampak yanng lebih mendalam.
Ketiga dimensi di atas dapat digunakan secara terpisah ataupun bersamaan, dlam mengklasifikasi fenomena Komunikasi Antar-Budaya. Misalnya kita dapat mengambarkan komunikasi antara presiden Indonesia dengan dubes baru dari Nigeria sebagai komunikasi internasional, antarpribadi dalam konteks politik. Maka apapun tingkat keanggotaan kelompok konteks sosial dan saluran komunikasi, komunikasi dianggap antarbudaya apabila para komunikator yang menjalin kontak dan interaksi mempunyai latarbelakang pengalaman budaya berbeda.



3.      Menurut Samuar dan Poter ada empat :
ð  Persepsi dipengaruhi oleh peranan lingkungan sosial dan fisik
ð  Kognitif (unsur-unsur khusus kebudayaan, proses berpikir, bahasa, dan cara berfikir)
ð  Sosialisasi
ð  Kepribadian
4.      Masyarakat Madura dengan pendatang beretnis Jawa.
Dalam hal ini budaya Madura menjadi realitas objektif yang mungkin sulit untuk diterima oleh pendatang beretnis Jawa secara cepat. Untuk menuju pada penerimaan realitas, dibutuhkan proses panjang yang dinamakan Akulturasi. Dalam Komunikasi antar budaya yang merupakan proses penyerapan Budaya masuk kedalam diri individu yang semula memiliki budaya berbeda, yang terdapat indikasi adanya perubahan budaya hingga menjadi perilaku dan kepribadian dalam dirinya.
Teori relevan yang digunakan adalah teori adabtasi budaya dan konvergensi budaya. Hasil penelitian menunjukkan, Komunikasi Antarbudaya Madura dengan pendatang beretnis Jawa, dilakukan melalui beberapa tahap :
ð  Tahap kedatangan, merupakan tahap awal dimana seseorang akan bergabung menjadi anggota masyarakat baru.
ð  Tahap perbedaan budaya, dari tahap kedatangan ternyata mereka sedang menghadapi kondisi dimana mereka dihadapkan dengan realitas dari perbedaan budaya yang ada pada wilayah baru.
ð  Tahap penyesuaian, merupakan penyesuaian diri dengan melihat perbedaan hingga mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan.
ð  Tahap terakulturasi, ditandai dengan perubahan struktur/ realitas pada diri pendatang. Perubahan yang terakulturasi diwujudkan dalam aktifitas kesehariannya.
Perubahaan yang terjadi dimulai sedikit demi sedikit, hingga pada batas dimana budaya yang dominan diikuti oleh seluruh penduduk akan lebih dulu terserap dibanding dengan budaya yang kurang diikuti. Kemudian mereka memperhatikannya, mendengarkan, diingat-ingat, dan menanyakan artinya apa, selanjunya dimengerti dan dipraktekkan/ menirukan.
Terdapat kemudahan atas perbedaan budaya yang sifatnya tidak terlalu menekan, yang mempengaruhi akulturasi budaya Madura. Keberhasilan akulturasi seorang pendatang tergantung pada beberapa hal, pertama latar belakang pendidikan, lama tinggal, lingkungan, serta kemampuan atau sifat pribadi mereka untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk bersosialisasi, dan sifat etnosentrisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar